Senin, 05 November 2012

Penyakit Sifilis

     Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema Pallidium. Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).

 Gambar bakteri penyebab penyakit sifilis yang berbentuk spiral

(Troponema Pallidium)

    Penyakit ini telah menjalar ke seluruh dunia dan menyerang berjuta-juta orang. Penyebarannya adalah melalui hubungan kelamin (sexual intercourse), dan banyak terdapat di kota-kota besar terutama kota-kota pelabuhan atau perdagangan. Walaupun sekarang insidensinya menurun, tetapi penyakit sifilis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena akibat yang timbul merupakan gejala sistemik yang sangat luas.

Asal-Usul Penyakit Sifilis

Banyak pendapat dan spekulasi tentang asal usul penyakit sifilis ini. Tetapi hanya ada dua teori utama yang menjelaskan asal-usul penyakit ini. Teori itu adalah :

  • Columbian atau New World Theory

Sesuai dengan teori ini, penyakit ini belum dikenal di Eropa sebelum tahun 1942. Pada tahun ini Christopher Colombus melakukan suatu pelayaran bersejarah dengan melintasi lautan Atlantik. Para pelautnya dikatakan telah dijangkiti penyakit sifilis oleh wanita-wanita setempat di pulau Hispaniola di Hindia Barat. Pada pelayaran kembali ke Eropa penyakit ini terus berkembang dengan gejala-gejala berupa bercak-bercak berwarna tembaga pada setiap penderita yang disebut sebagai Indian Measles. Sesudah tahun 1943 timbulah epidemi penyakit ini di seluruh Eropa.

  • Unitarian atau African Theory
Menurut teori ini, penyakit ini sudah ada sejak berabad-abad sebelumnya. Penaykit ini kemudian menyebar dengan adanya perpindahan penduduk dan perdagangan budak kenegaraan Amerika.
Dengan adanya perbedaan udara di Afrika yang panas dengan negara-negara Amerika yang berhawa dingin, maka kuman-kuman penyakit sifilis lalu menyesuaikan diri dengan perpindahan ke bagian badan yang panas yaitu di sekitar alat genital (kemaluan). Dan akibatnya penyakit ini lalu menjadi penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin.
   Penyakit ini dikatakan penyakit sifilis karena adanya suatu sajak yang ditulis pada tahun 1530. Pengarangnya bernama FRACASTORO seorang dokter yang juga seorang ahli sajak yang hidup di Verona, Italia. Dia telah menerbitkan suatu sajak yang diberi nama sifilis, yang menceritakan pengembalaan babi yang bernama Sifilis yang mendapat amarah dari Dewa Apollo.
    Sehingga dewa tersebut menjatuhkan hukuman berupa suatu penyakit yang sangat dahsyat sebagai hukumannya. Tanda-tanda mengenai penyakit yang terdapat pada sajak tersebut dilukiskan sangat mirip dengan tanda-tanda penyakit baru yang saat ini sedang melanda negara Itali. Akibat tersebar luasnya di masyarakat, maka nama sifilis lalu diterapkan begitu saja pada penyakit baru tersebut dan nama tersebut tetap digunakan hingga sekarang. 
 




Gejala Penyakit Sifilis
     Banyak dari para penderita sifilis yang tidak menyadari jika mereka terkena gejala penyakit sifilis dan karena itu mereka tidak mendapat pengobatan yang baik. Infeksi terutama didapat apabila ada kontak langsung dengan luka terbuka sifilis yang sedang aktif. Sifilis mempunyai beberapa stadium infeksi. Setelah terinfeksi dengan sifilis, ada masa inkubasi, yaitu masa sampai sebelum timbulnya gejala luka terbuka yang disebut ”chancre” sekitar 9-90 hari, umumnya rata-rata saat 21 hari sudah terlihat.
       Stadium pertama dari gejala penyakit sifilis bisa ada sebuah luka terbuka yang disebut chancre di daerah genital, rektal, atau mulut. Luka terbuka ini tidak terasa sakit. Pembesaran kelenjar limfe bisa saja muncul. Seorang penderita bisa saja tidak merasakan sakitnya dan biasanya luka ini sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu, maka dari itu penderita biasanya tidak akan datang ke dokter untuk berobat, tetapi bukan berarti sifilis ini menghilang, tapi tetap beredar di dalam tubuh. Jika tidak diatasi dengan baik, akan berlanjut hingga stadium selanjutnya.
       Stadium kedua dari gejala penyakit sifilis muncul sekitar 1-6 bulan (rata-rata sekitar 6-8 minggu) setelah infeksi pertama, ada beberapa manifestasi yang berbeda pada stadium kedua ini. Suatu ruam kemerahan bisa saja timbul tanpa disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu, seperti telapak tangan dan kaki, atau area lembab, seperti skrotum dan bibir vagina.
      Selain ruam ini, timbul Gejala Penyakit Sifilis lainnya, seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, nyeri otot, dan perlu diketahui bahwa gejala dan tanda dari infeksi kedua sifilis ini juga akan bisa hilang dengan sendirinya, tapi juga perlu diingat bahwa ini bukan berarti sifilis hilang dari tubuh Anda, tapi infeksinya berlanjut hingga stadium laten.
      Stadium laten adalah stadium di mana jika diperiksa dengan tes laboratorium, hasilnya positif, tetapi gejala penyakit sifilis bisa ada ataupun tidak. Stadium laten ini juga dibagi sebagai stadium awal dan akhir laten. Dinyatakan sebagai sifilis laten awal ketika sifilis sudah berada di dalam badan selama dua tahun atau kurang dari infeksi pertama dengan atau tanpa gejala. Sedangkan sifilis laten akhir jika sudah menderita selama dua tahun atau lebih dari infeksi pertama tanpa adanya bukti gejala klinis. Pada praktiknya, sering kali tidak diketahui kapan mulai terkena sehingga sering kali harus diasumsikan bahwa penderita sudah sampai stadium laten.
      Sifilis tersier yang muncul pada 1/3 dari penderita yang tidak ditangani dengan baik. Biasanya timbul 1-10 tahun setelah infeksi awal, tetapi pada beberapa kasus bisa sampai 50 tahun baru timbul, stadium ini bisa dilihat dengan gejala penyakit sifilis berupa timbulnya benjolan seperti tumor yang lunak. Pada stadium ini, banyak kerusakan organ yang bisa terjadi, mulai dari kerusakan tulang, saraf, otak, otot, mata, jantung, dan organ lainnya.
 

Diagnosa Penyakit Sifilis
  • Mendeteksi Bakteri Troponema Pallidium
- Dark-Field Microscope
- Fluorescent Antibody
  • Pemeriksaan Serologi 
- VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
- RPR (Rapid Plasma Regain)
- Wastern Blod
- Rapid Test
Pencegahan Penyakit Sifilis
  • Selalu gunakan kondom saat berhubungan seks
  • Sebelum melakukan hubungan seksual, berkomunikasilah dengan pasangan anda tentang seks yang aman. 
  • Terbukalah kepada pasangan dan pastikan mereka tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain selain anda.
  • Batasi pasangan seks anda
  • Lakukan tes penyakit menular secara berkala

Pengobatan Penyakit Sifilis 
        Sifilis dapat diobati jika terjadi pada tahap awal infeksi. Dokter biasanya memberikan obat antibiotik untuk menyembuhkan dan merawat penderita Dokter juga akan menanyakan kemungkinan anda melakukan hubungan seks tidak aman dengan orang lain. karena kemungkinan mereka juga telah terjangkit bakteri sifilis.
Beberapa obat yang biasanya diberikan kepada penderita sifilis adalah penicilin serta suntikan procaine penisilin. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi kapsul azithromycin. cara terakhir kemungkinan gagal karena beberapa jenis bakteri sifilis terbukti kebal terhadap pengobatan azithromycin.
 

Epidemiologi Penyakit Sifilis

Pada tahun 1996, tahap sifilis "sifilis terlambat dengan manifestasi klinis selain neurosifilis (sifilis akhir jinak dan kardiovaskular)" telah ditambahkan ke definisi kasus sifilis (lihat Definisi Kasus Surveilans PMS Lampiran). Meskipun neurosifilis dapat terjadi pada hampir semua tahap sifilis, selama 1996-2005, itu diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai salah satu tahap saling eksklusif beberapa sifilis. Dimulai pada tahun 2005, neurosifilis tidak lagi diklasifikasikan atau dilaporkan sebagai tahap yang berbeda.
 
 
Pada tahun 1988, kasus surveilans definisi untuk sifilis kongenital berubah. Definisi kasus ini memiliki sensitivitas lebih besar daripada mantan definition.5 Selain itu, banyak negara bagian dan lokal program STD punya kasus aktif sangat ditingkatkan untuk menemukan sifilis kongenital sejak tahun 1988. Untuk alasan ini, juga karena peningkatan morbiditas, jumlah kasus yang dilaporkan meningkat secara dramatis selama 1989-1991. Semua daerah telah menerapkan pelaporan definisi kasus baru untuk pelaporan sifilis kongenital pada tanggal 1Januari 1992.Selain mengubah definisi kasus untuk sifilis kongenital, CDC memperkenalkan koleksi formulir data baru (CDC 73,126) pada tahun 1990 (revisi Oktober 2003). Sejak 1995, data dikumpulkan pada formulir ini telah digunakan untuk pelaporan kasus sifilis kongenital dan tarif yang terkait. Formulir ini digunakan untuk mengumpulkan informasi kasus individual, yang memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang karakteristik kasus. Untuk tujuan menganalisis ras / etnis, kasus diklasifikasikan oleh ras / etnis dari ibu. Kasus sifilis kongenital yang dilaporkan oleh negara dan kota tempat tinggal ibu selama 1995-2009.Pelaporan sifilis kongenital mungkin ditunda karena hasil penyelidikan kasus dan validasi. Kasus selama tahun-tahun sebelumnya yang ditambahkan ke database surveilans CDC sepanjang tahun. 
Di Amerika Serikat, pejabat kesehatan melaporkan lebih dari 36.000 kasus sifilis pada 2006, termasuk 9.756 kasus primer dan sekunder. Pada tahun 2006, setengah dari semua P & S kasus sifilis yang dilaporkan dari 20 kabupaten dan 2 kota, dan yang paling P&S kasus sifilis terjadi pada orang 20-39 tahun.
 
 

 


 


1 komentar: